Rabu, 18 Juli 2012

Menjemput Putih Abu-abu series 1


Rasanya selalu ingin tahu sesuatu hal yang baru. Berubah dari putih biru kini menjadi putih abu-abu. Penantian selama tiga tahun lalu membutuhkan proses yang amat panjang dan menantang. keluh kesah dan canda tawa merupakan moment indah  bersama teman-teman dulu yang berjuang dalam meraih kelulusan dan hasil yang tak jauh harus membanggakan kedua orang tua. karena isi amplop itu tertera kata LULUS. Hati siapa yang tak senang melihat dan merasakan hasil kelulusan itu? Tentu tidak seorangpun merasakan tidak senang.
Awalnya tak saling kenal kamu siapa?, dia siapa? dan mereka siapa? Hanya senyum dan sapa orang-orang akan suka pada kita. Cukup papan nama yang tertera nama kita dan kelas baru kita.  Tentu aku, kamu, dia dan mereka jadi saling mengenal meskipun hanya sebatas nama dan kelas saja yang tertera pada papan itu. Tetapi semua itu cukup lebih baik, karena masa MOPD masih lama. Kita harus bisa menjaga prilaku atau merubahnya. Dulu dan sekarang berbeda, kedewasaan kini harus mulai terlihat. Perilaku yang dulu menyesalkan tinggalkan dan jauhi jauh-jauh. “Jangan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya.” Berada pada perubahan itu tentu lebih baik dari pada diam ditempat, yang mana tak ada bukti dan harapan itu susah untuk digapai. Ibaratnya “lebih baik jadi pemain dari pada penonton.”
Kini sudah saling kenal sehari kemarin pengenalan hanya dalam “pandangan pertama saja.” Buatlah perkenalan menjadi moment yang indah, beranikan diri untuk menyapa dan tersenyum pada teman-teman baru kita. Jangan malu! Semuanya butuh proses. Karena perkenalan yang indah itu adalah perkenalan pada saat MOPD. Hari demi hari kita sudah bisa mengenal satu sama lain dan canda tawa itu terlihat, terasakan saat ada permainan dari kakak kelas dan kelucuan pada kakak kelas tersebut membuat semuanya tertawa terbahak-bahak bersama teman-teman lainnya, meski hilang sekejap. Karena keamanan telah Nampak didepan mata. Bagaimanapun yang salah kita bukan mereka. Mereka mengajarkan kita untuk disiplin dan sopan. Rasa paling sedih saat wali kelas yang selalu menemani di kelas di hukum karena kesalahan anak-anaknya, yaitu kita selalu kesiangan dan mencoba ngeyel terhadap mereka. Tetapi mereka tetap tersenyum manis ikhlas karena kita.  kita meminta maaf dan mencoba membelanya.
Rasanya sebentar MOPD ini, tak terasa sudah acara penutupan lagi. Meski awal pembukaannya cukup boring, karena belum saling kenal jadi mau bertanya pada saat pengarahan dari  kakak kelas rasa malu itu sudah menyelimuti. Sampai-sampai tertawapun tertahan, cukum tersenyum saja, Karena demikian.
Baju putih dan celana abu-abu kini menanti, hati bernyanyi bagai sepasang merpati yang hinggap berdua diranting cemara, semerbak melati menandakan kesucian laksana mega. Iya rasanya bahagia melebihi saat jatuh cinta yang katanya sejuta rasanya,

Selamat memakai putih abu-abu adik-adikku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar