Rasanya selalu ingin tahu
sesuatu hal yang baru. Berubah dari putih biru kini menjadi putih abu-abu.
Penantian selama tiga tahun lalu membutuhkan proses yang amat panjang dan
menantang. keluh kesah dan canda tawa merupakan moment indah bersama teman-teman dulu yang berjuang dalam
meraih kelulusan dan hasil yang tak jauh harus membanggakan kedua orang tua.
karena isi amplop itu tertera kata LULUS. Hati siapa yang tak senang melihat
dan merasakan hasil kelulusan itu? Tentu tidak seorangpun merasakan tidak
senang.
Awalnya tak saling kenal kamu
siapa?, dia siapa? dan mereka siapa? Hanya senyum dan sapa orang-orang akan
suka pada kita. Cukup papan nama yang tertera nama kita dan kelas baru kita. Tentu aku, kamu, dia dan mereka jadi saling
mengenal meskipun hanya sebatas nama dan kelas saja yang tertera pada papan
itu. Tetapi semua itu cukup lebih baik, karena masa MOPD masih lama. Kita harus
bisa menjaga prilaku atau merubahnya. Dulu dan sekarang berbeda, kedewasaan
kini harus mulai terlihat. Perilaku yang dulu menyesalkan tinggalkan dan jauhi
jauh-jauh. “Jangan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya.” Berada pada
perubahan itu tentu lebih baik dari pada diam ditempat, yang mana tak ada bukti
dan harapan itu susah untuk digapai. Ibaratnya “lebih baik jadi pemain dari
pada penonton.”
Kini sudah saling kenal
sehari kemarin pengenalan hanya dalam “pandangan pertama saja.” Buatlah
perkenalan menjadi moment yang indah, beranikan diri untuk menyapa dan
tersenyum pada teman-teman baru kita. Jangan malu! Semuanya butuh proses.
Karena perkenalan yang indah itu adalah perkenalan pada saat MOPD. Hari demi
hari kita sudah bisa mengenal satu sama lain dan canda tawa itu terlihat, terasakan
saat ada permainan dari kakak kelas dan kelucuan pada kakak kelas tersebut membuat
semuanya tertawa terbahak-bahak bersama teman-teman lainnya, meski hilang
sekejap. Karena keamanan telah Nampak didepan mata. Bagaimanapun yang salah
kita bukan mereka. Mereka mengajarkan kita untuk disiplin dan sopan. Rasa
paling sedih saat wali kelas yang selalu menemani di kelas di hukum karena
kesalahan anak-anaknya, yaitu kita selalu kesiangan dan mencoba ngeyel terhadap
mereka. Tetapi mereka tetap tersenyum manis ikhlas karena kita. kita meminta maaf dan mencoba membelanya.
Rasanya sebentar MOPD ini,
tak terasa sudah acara penutupan lagi. Meski awal pembukaannya cukup boring,
karena belum saling kenal jadi mau bertanya pada saat pengarahan dari kakak kelas rasa malu itu sudah menyelimuti.
Sampai-sampai tertawapun tertahan, cukum tersenyum saja, Karena demikian.
Baju putih dan celana abu-abu
kini menanti, hati bernyanyi bagai sepasang merpati yang hinggap berdua
diranting cemara, semerbak melati menandakan kesucian laksana mega. Iya rasanya
bahagia melebihi saat jatuh cinta yang katanya sejuta rasanya,
Selamat memakai putih abu-abu adik-adikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar