Sabtu, 28 Juli 2012

Tiga, Satu dan Dua.


Disampingku dia hanya diam tanpa kata. Mungkin dia marah karena aku tak bisa tempat waktu menemuinya. Sesuatu hal yang membuat keterlambatan itu adalah jam pemberiannya hilang entah kemana. Takutnya dia sekamin marah bila mengetahui hal ini.
“jangan marah Iya! Maaf!” permintaanku.
Dia tetap diam, tak sedikitpun bibirnya bergerak. Hanya cemberut dan muka penuh kemarahan.
“iya sudah, aku pergi.” Mencoba membuat dia peduli.
“tunggu!”
Dia memegang tanganku, menahan aku supaya jangan dulu pergi. Tetapi dia memegang tangan kiriku, yang mana jam pemberiannya selalu ku pakai disitu.

Rabu, 18 Juli 2012

Menjemput Putih Abu-abu series 1


Rasanya selalu ingin tahu sesuatu hal yang baru. Berubah dari putih biru kini menjadi putih abu-abu. Penantian selama tiga tahun lalu membutuhkan proses yang amat panjang dan menantang. keluh kesah dan canda tawa merupakan moment indah  bersama teman-teman dulu yang berjuang dalam meraih kelulusan dan hasil yang tak jauh harus membanggakan kedua orang tua. karena isi amplop itu tertera kata LULUS. Hati siapa yang tak senang melihat dan merasakan hasil kelulusan itu? Tentu tidak seorangpun merasakan tidak senang.

Menjemput Kenangan #Sahabat


Sapu tangan terjatuh ke rumput yang masih basah. Pagi yang indah, halus warna tirai langit membuka cahaya keabadian. Lengkap sudah semangatku, hari ini pertama aku belajar di sekolah baru. Bagaimana tak penuh dengan warna, yang ku pakai semuanya serba baru. Syukurku tak pernah usai Senyum mereka “kedua orang tua” adalah semangatku.

Kamis, 12 Juli 2012

Diantara dua antara #tenang dan emosi


Mataku menitikan air mata. Bagi laki-laki rasanya itu sangatlah lemah sekali dan tak pantas. Bagaimanapun seorang laki-laki harus selalu kuat dalam situasi dan kondisi apapun. Seharusnya bisa menennagkan emosi disetiap  kemarahan dan kesedihan. Pernah kurasakan kemarahan yang bercampur napsu bisa melukai diri kita sendiri, karena napsu itu terkendali oleh diri kita dan hanya memilih diantara dua antara, tenang dan napsu.

Senin, 09 Juli 2012

Angan yang masih Memenjarai Masa Lalu


Banyak orang yang keheranan mengapa aku tak mau lagi pacaran. Padahal banyak wanita yang suka, tetapi aku masih saja tak mau membuka hati sedikitpun untuk mereka. Bukannya sombong, tapi ini telah kurasakan saat putus darinya. Yang selalu ku sebut “Cukup N” di status FBku. Penantian yang tak tau adanya masih saja ku nanti-nanti. Mungkin aku bodoh dan banyak teman-teman menyebutku demikian. Anehnya aku masih saja mendambakan kehadirannya, apakah ini yang dinamakan Cinta buta? Ah tak tau lah. Tak terasa penantian ini sudahlah lama, mungkin 1 Tahun dan sampai saat ini hasilnya nihil.

Semangatku! #Guru


Wanita tegar, sosok itulah yang mengingatkan aku pada ibuku sendiri. Karenanyalah sekarang aku bisa menghirup udara. Atas nafas cinta kasihnya terhadapku, meski sejak pertama ku merasakan dinginnya getir seorang ibu melahirkanku, dia tetap tersenyum manis walau sejujurnya berapa banyak darah yang dia keluarkan hanya untuk aku lahir. Erangan ku tak henti-hentinya melengking seperti pementasan seriosa dengan oktap yang sangat tinggi dan adzan seorang ayah yang mengumandangkan ditelingaku, pertanda aku sudah diislamkan oleh kedua orang tuaku. Suasana menjadi tenang dan penonton setia seriosapun bubar bahagia. Aku telah lahir dari orang tua yang sangat menyayangi dan mencintaiku.

Minggu, 08 Juli 2012

Semangatku! #Kamu.

Tak terasa kini umurku menginjak 17 tahun tepat tanggal 16 juli nanti. tapi belum terasa tanda-tanda kedewasaan dalam sikapku. Mungkin masih terlalu kekanak-kanakan, tapi dalam hal menyukai lawan jenis sudah mulai sejak kelas X lalu. Pertama aku suka terhadap sosok wanita yang lain dari yang lain. Hanya berbatas jalan antara persenggangan bangku satu dengan yang lainnya, aku selalu melihat dia begitu semangat dalam belajar. Kenapa aku tahu dia semangat? karena senyumannya. Ku kira rasa itu hanya sebatas rasa yang selintas dalam benak dan angan-angan. tapi ada apa dengan ku? Selalu memikirkannya dan libur sekolahpun ku tak mau melewatinya, rasanya ingin selalu sekolah saja. Jadi hari-hariku bersekolah menjadi penuh semangat dan di saat sakit pun aku abaikan hanya untuk melihat senyumannya. berjalan waktu mengukir kisah hidupku yang mungkin kan menjadi legenda asmara dalam sejarah hidupku.